MQK 2025 Resmi Dibuka, Gubernur: Santri Garda Terdepan Menjaga Ajaran Islam di Aceh

Berita26 views

BANDAPOS | Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, secara resmi membuka Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2025 yang dipusatkan di Banda Aceh, Selasa (20/8/2025) malam.

Kegiatan ini diikuti oleh ratusan santri dari berbagai dayah dan pesantren se-Aceh, sebagai ajang silaturahmi sekaligus kompetisi keilmuan Islam melalui kajian Kitab Kuning.

Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Dr. Munawar A. Jalil, MA, mengatakan bahwa MQK merupakan upaya nyata dalam menjaga khazanah keilmuan Islam di Tanah Rencong.

“MQK adalah gerakan intelektual yang memiliki makna mendalam bagi kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat Aceh. Ini menegaskan kembali tradisi keilmuan Islam yang telah mengakar kuat dalam sejarah peradaban kita,” ujar Dr. Munawar.

Ia menambahkan, sejak dahulu Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah, pusat pendidikan Islam, dan tempat lahirnya para ulama besar yang turut mencerdaskan umat serta menjaga marwah bangsa.

Namun demikian, Dr. Munawar menyayangkan adanya tiga daerah yang tidak mengirimkan kafilah tahun ini, yakni Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Kota Subulussalam, dan Kota Langsa.

Santri Penjaga Tradisi Keilmuan Islam

Sementara itu, Gubernur Aceh dalam sambutannya yang dibacakan oleh Plt Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh, dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Syakir, menegaskan pentingnya peran santri dalam menjaga ajaran Islam.

“Melalui MQK, para santri dilatih untuk membaca, memahami, dan menguraikan kandungan Kitab Kuning yang menjadi rujukan utama dalam berbagai disiplin ilmu keislaman, seperti fikih, tafsir, hadis, ushul fiqh, akhlak, hingga tasawuf,” kata Drs. Syakir.

Menurutnya, kemampuan membaca teks Arab gundul, memahami makna, dan menjelaskan isi kitab memerlukan kecerdasan intelektual, ketekunan, dan keberkahan ilmu dari guru kepada murid.

“MQK bukan sekadar perlombaan, tapi wadah untuk memperkuat literasi kitab kuning di kalangan santri. Ini adalah warisan ulama yang harus terus kita jaga dan hidupkan,” lanjutnya.

Gubernur juga menegaskan bahwa santri merupakan garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai Islam di Aceh.

“Melalui MQK, kita berharap lahir generasi ulama muda yang tidak hanya berilmu, tapi juga berakhlak dan siap mengabdi kepada masyarakat,” tambahnya.

Pemerintah Aceh, kata Syakir, berkomitmen penuh mendukung pendidikan dayah sebagai bagian penting dari pembangunan Aceh secara menyeluruh.

“Membangun Aceh tidak cukup hanya dengan infrastruktur fisik, tetapi juga dengan memperkuat iman dan ilmu. Dari dayah lahir ulama, pemimpin, dan pendakwah yang menjadi penerang umat,” ujarnya.

Berlangsung Selama Tujuh Hari

MQK Aceh 2025 dijadwalkan berlangsung selama tujuh hari, mulai 19 hingga 26 Agustus 2025. Sejumlah cabang dilombakan, di antaranya fikih, tauhid, tafsir, serta nahwu-sharaf.

Pemenang MQK tingkat provinsi akan mewakili Aceh pada ajang MQK tingkat nasional mendatang.(**)

Komentar