BANDAPOS | Pemadaman listrik yang melanda wilayah Provinsi Aceh sejak Senin lalu, menuai banyak keluhan dari masyarakat. Gangguan ini berdampak pada berbagai sektor, mulai dari aktivitas rumah tangga, pelaku UMKM, hingga proses belajar-mengajar di sekolah yang bergantung pada sistem digital.
Pantauan media ini tadi malam di Kota Banda Aceh, banyak warga memilih mendatangi warung kopi yang menggunakan genset sebagai sumber listrik alternatif. Di tempat itu, mereka mengisi daya perangkat elektronik, menyelesaikan pekerjaan dengan laptop, atau sekadar mencari suasana lebih sejuk di luar rumah yang panas akibat matinya AC dan kipas angin.
Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Ketua I DPRK Aceh Utara, H. Jirwani Ibnu, SE — yang akrab disapa Nek Jir — mendesak PT PLN agar bertindak profesional dan menyiapkan alternatif saat terjadi pemeliharaan atau gangguan jaringan.
“PLN harus bekerja secara profesional dan terukur. Bila ada perbaikan atau pemulihan jaringan, seharusnya disiapkan alternatif lain agar masyarakat tidak terlalu dirugikan,” ujar Nek Jir kepada media ini Rabu (1/10/2025).
Nek Jir juga mengungkapkan bahwa dirinya telah berkomunikasi langsung dengan Kepala UP3 PLN Wilayah Lhokseumawe terkait upaya penormalan pasokan listrik di Aceh. Berdasarkan informasi yang diterimanya, PLN menjanjikan aliran listrik akan kembali normal pada malam hari ini, usai waktu Magrib.
“Insyaallah malam ini, setelah Magrib, pasokan listrik akan kembali normal di seluruh wilayah Aceh. Itu informasi resmi yang saya terima dari Kepala UP3 PLN Wilayah Aceh Utara siang tadi,” kata politisi Partai PAS tersebut.
Sebelumnya, Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Aceh, Lukman Hakim, menyampaikan bahwa tim teknis telah menurunkan untuk melakukan upaya penormalan.
PLN UID Aceh telah berhasil memulihkan lebih dari 60 Persen sistem kelistrikan di Aceh dalam waktu kurang dari 24 jam setelah terjadi gangguan sistem yang meluas pada Senin sore, 29 September 2025.
Gangguan ini berdampak pada sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Besar, Aceh Barat, Nagan Raya, dan Aceh Jaya.(*)







Komentar