BANDAPOS.COM: Untuk mencapai target penurunan angka stunting semua pihak harus terlibat dalam melindungi anak. Terutama peran keluarga sangat dibutuhkan untuk menyadari pentingnya imunisasi pada anak sejak dini, agar terhindar dari berbagai penyakit.
Hal itu disampaikan Pj. Walikota Sabang, Drs. Reza Fahlevi, MSi, kepada awak media saat usai membuka kegiatan Evaluasi Kinerja Sekretariat TPPS dalam Rangka Percepatan Penurunan Stungting Tingkat Kabupaten/Kota, Rabu (16/11/2022) yang berlangsung di Kota Sabang dari 16 hingga 18 November 2022.
“Imunisasi adalah program pemerintah untuk melindungi anak bangsa sebagai generasi penerus negeri ini. Untuk itu kita berharap peran keluarga sangat penting dan utama untuk memberikan imunisasi pada anak-anaknya dengan mengunjungi posyandu untuk memeriksa kondisi anak secara berkala,” kata Reza Fahlevi.
Menurut Pj Walikota Sabang, pemerintah saat ini terus mengambil langkah positif untuk memaksimalkan penurunan angka stunting di Kota Sabang. Sejauh ini, berbagai upaya dan dukungan juga dilakukan, seperti pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi serta sosialisasi informasi mengenai pentingnya imunisasi dan pencegahan stunting.
Reza juga menyebutkan untuk kunjugan Posyandu per Oktober 2022 sebanyak 3762 balita atau sekitar 89.7 persen. Jumlah ini menurutnya terus meningkat dan ia berharap jumlah anak diimunisasi di kota nya juga terus meningkat.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menjelaskan masalah stunting tidak bisa dianggap remeh, harus dipikirkan lebih jauh, karena dampaknya akan terbawa sampai anak tumbuh dewasa.
“Untuk itu Kita harus fokus pada program kerja kita. Ada dua programnya yang pertama terkait dengan spesifik, kemudian yang kedua terkait dengan sensitif. Spesifik itu dampaknya 30 persen, sedangkan sensitif itu 70 persen” terangnya.
Lebih jauh Ia menjelaskan, spesifik ini lebih kepada penanganan stunting secara langsung yakni penanganan secara klinis atau medis, pemberi makan tambahan, peningkatan gizi dan lain sebagainya. Sedangkan sensitif yang paling berat mengacu pada pola makan anak, pola asuh, kebiasaan dan lainnya.
“Namun, yang menjadi masalah adalah pola pikir dan budaya masyarakat saat ini. Untuk mengejar angka 14 persen dan tidak memunculkan stunting baru, kita harus terus dilakukan pencegahan dan memberi kesadaran kepada masyarakat pentingnya pemenuhan gizi dan pola asuh yang tepat bagi anak,” tegasnya.
Sedangkan Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd, didampingi Manager Data Pemantauan dan Evaluasi Satgas PPS Aceh, dr. T.M.ilzana, M.Sc (Med. Edu) menyebutkan, pravelensi stunting di Sabang termasuk rendah ditingkat Provinsi Aceh, sebesar 23,8 persen, tetapi masih dalam range yang dikeluarkan oleh WHO yaitu sebesar 20 persen.
“Harapan kita Kota Sabang pada 2023 menurun sebesar 20,71 persen atau penurunannya sebesar 3,10 persen,” kata Sahidal Kastri.
Dikatakannya, sekarang ini, Kota Sabang telah terbentuk Tim TPK sebanyam 54 org dengan jumlah 18 tim di 18 desa di tiga kecamatan yaitu Sukakarya, Sukamakmue, dan Sukajadi.
Ada pun bantuan program yang sudah berjalan, sebut Sahidal, diantaranya, pendampingan fasilitas rujukan, baksos, pendampingan pelayanan KIE. “Ini adalah program dari BKKBN diluar itu ada juga program dari kedinasan lain, seperti pemberian Genaseh dan lainnya,” ringkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Manager Data Pemantauan dan Evaluasi Satgas PPS Aceh, dr. T.M.ilzana, M.Sc (Med. Edu) menambahkan, data di atas dapat dicek langsung di dasboard keluargaberesikostunting-dasboard.bkkbn.go.id.
Ia menambahkan, saat ini angka stunting Sabang berada di posisi 412 jiwa anak stunting, data per 28 Oktober 2022 (data ini diperoleh dari rekapitulasi data pengawalan Satga PPS Aceh).
Sementara jumlah Catin di Kota Sabang per Oktober 2022, sebanyak 63 jiwa, Bumil yang terdata berisiko 2 orang, keluarga berisiko stunting per 12 September 2022 sebanyak 11663 jiwa. “Yang tidak berisiko sebanyak 1046 jiwa,” sebut dr. T.M.ilzana.
Program GeuBAI
Secara terpisah, Pj. Ketua TP-PKK Kota Sabang Kamelia Nasri, mengharapkan program GeuBAI (Gerakan Ba Aneuk Imunisasi) dapat meningkatkan angka imunisasi anak di Kota Sabang.
Harapan ini disampaikan Kamelia Nasri ketika membuka kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu yang merupakan salah satu kegiatan dari program GeuBAI, beberapa waktu lalu di Sabang.
Ia mengatakan, Program GeuBAI sendiri merupakan sebuah gerakan kesadaran yang diinisiasi oleh Yayasan Darah Untuk Aceh (YADUA) bekerjasama dengan UNICEF dan di dukung oleh Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), untuk meningkatkan cakupan imunisasi pada anak-anak di Aceh.
Sementara itu, Dokter Anak yang juga merupakan perwakilan UNICEF Dr. Dita Ramadona menjelaskan, imunisasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekebalan pada tubuh anak dan mencegah dari penyakit seperti polio, campak, Hepatitis B dan lainnya.
Ia menyebutkan, Pemberian imunisasi didukung sistem pelayanan kesehatan berbasis masyarakat, seperti pelayanan di posyandu yang dilakukan secara rutin oleh tenaga kesehatan terutama bidan desa yang dibantu oleh kader-kader posyandu.
Hadir pada kegiatan tersebut, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si.,M.Eng, Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk , Dr. Munawar Asikin, S.Si,MSE, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekdako Sabang, Faisal Azwar, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd, Sekban, Husni Thamrin, SE, MM, Koordinator Bidang Dalduk, Ir. Nurzikra Hayati, Koordinator Bidang KSPK, Faridah, SE, MM, dan Kadinkes dan KB Kota Sabang, Edi Soeharto.(*)
Komentar