BANDAPOS | Masyarakat Peduli Sejarah (Mapesa) Aceh bersama Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I, Pedir Museum Aceh, serta Aceh Darussalam Academy menggelar pameran bertajuk “Perang Aceh Melawan Penjajah Belanda 1873–1903”.
Pameran yang berlangsung pada 24–27 November 2025 itu menampilkan rekonstruksi suasana Perang Aceh di kawasan Kuta Gunongan (Taman Gunongan), Banda Aceh. Selain itu, turut dipamerkan berbagai artefak dan narasi sejarah sebagai sarana edukasi untuk mengenang perjuangan rakyat Aceh melawan kolonialisme.
Ketua Mapesa Aceh, Mizuar Mahdi, mengatakan pameran tersebut merupakan yang pertama digelar di Indonesia dan dipilih untuk diselenggarakan perdana di Aceh.
“Pameran ini sebagai bukti nyata sejarah Perang Aceh, salah satu peperangan paling heroik rakyat Aceh melawan kolonial Belanda. Pemilihan Kuta Gunongan sebagai lokasi pameran diharapkan dapat menjadi ruang aktivasi kebudayaan, khususnya kebudayaan Aceh,” ujar Mizuar, Selasa (25/11/2025).
Ia menambahkan, berbagai benda bersejarah ditampilkan dalam pameran tersebut, seperti senjata laras panjang dan pendek, peluru timah, manuskrip Perang Aceh, istingar, keumurah paneuk, hingga acuan peluru.
Pembukaan pameran turut dihadiri Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, Inspektur Kodam Iskandar Muda Brigjen TNI Yudi Yulistyanto, serta Ketua Mapesa Aceh Mizuar Mahdi.
Setelah meninjau langsung lokasi pameran, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan apresiasinya.
“Pameran ini sangat berkualitas, terlihat dari narasi dan storytelling yang runut, ditambah dengan artefak-artefak koleksi yang luar biasa,” kata Fadli Zon.(Adv)








Komentar