BANDAPOS : Pengusaha sukses Nahrawi Noerdin menyatakan diri maju sebagai Calon Wali Kota Banda Aceh pada Pilkada 2024 November mendatang. Toke Awie mendaftar melalui Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Pria yang akrab disapa Toke Awi tersebut telah mengantar berkas pendaftaran menjadi bakal calon Wali Kota Banda Aceh ke Partai NasDem. Pendaftaran Toke Awi dilakukan oleh tim pengusung. Mereka mendatangi Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Banda Aceh, pada Senin 6 Mei 2024.
Tim pengusung Toke Awi datang sambil memakai topeng wajah pengusaha Aceh tersebut. Kedatangan tim pengusung yang terdiri dari Wahyu Saputra, Ali Raban dan Munawar Khalil, disambut langsung Ketua DPD NasDem Banda Aceh, Heri Julius, beserta jajaran pengurus.
Berikut Sosok dan Profil Lengkap Nahrawi Noerdin (Toke Awie) Nahrawi Noerdin (Toke Awie) adalah pengusaha muda kelahiran Banda Aceh pada 2 Mei 1974. Lelaki 46 tahun ini mengaku sudah mengenal dunia bisnis sejak masih di Sekolah Dasar (SD). Ia lahir dari keluarga pebisnis. Ibunya seorang pebisnis kuliner (kue khas) Aceh sedangkan ayahnya pemilik usaha PT Lon Mita Gah.
Ketika bencana ganda gempa dan tsunami meluluhlantakan daratan Aceh pada Desember 2004, rumah toke Awi di kawasan pantai Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, menjadi saksi bisu keganasan Tsunami itu. Rumah bercat kuning itu, cerita toke Awi, salah satu sisa bangunan yang utuh saat musibah. Sehingga, Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh mengabadikannya sebagai situs monumen musibah tsunami. “Itu rumah saya!” kenang Nahrawi Noerdin dengan nada suara agak tersekat.
Pada Minggu, 26 Desember 2004, di hari musibah terjadi, seluruh keluarga besarnya tengah berkumpul untuk syukuran karena keesokannya, Senin, ibunda toke Awi, yaitu Ny Farida, akan masuk asrama untuk pemberangkatan haji. “Tapi, Allah Swt berencana lain. Seluruh keluarga saya menjadi korban dalam musibah itu. Semua habis. Saya sebatang kara karena saat kejadian saya sedang tidak berada di rumah,” tutur Nahrawi lirih.
Sempat terpuruk dan jatuh bangun, akhirnya Nahrawi bangkit bermodalkan dana Rp25 juta yang seharusnya ia gunakan untuk menghajikan sang bunda. “Saya yakin, asal mau berusaha Insya Allah pasti semua bisa. Kini, Nahrawi sukses memimpin bisnis rintisan orang tuanya PT Loonmita Gah, yang bergerak di bidang dealer elpiji Pertamina sejak 1980-an. PT Loonmita Gah kembali dihidupkan sebagai anak perusahaan Pasha Jaya mulai 2005. Sejak saat itu PT Loonmita Gah mendapatkan hasil yang sangat menggembirakan.
Bahkan tiga tahun berturut-turut meraih penghargaan The Best Agent of LPG dari Pertamina region I.
Perusahaan ini berhasil memasarkan Liquified Petroleum Gas (LPG) 12 kg lebih dari 20 ribu tabung/bulan selama tiga tahun berturut-turut. Sehingga PT Loonmita Gah didaulat menjadi salah satu agen LPG Pertamina terbesar di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Seiring kebijakan rayonisasi LPG yang dilakukan Pertamina, PT Pasha Jaya Group juga mendirikan tiga anak perusahaan seperti, PT Nagah Beusare Jaya dan PT Noerman Group yang juga memasarkan LPG 12 kg di Aceh.
Sedangkan untuk menjalankan bisnis pemasaran LPG 3 kg di wilayah yang sama, didirikan PT. Indung Tulot Energy.
Yang membanggakan, Indung Tulot Energy yang semula bernama UD Nahrawi ini, pada kuartal pertama 2011 berhasil meraih penghargaan dari Gas Domestik (Gasdom)-Pertamina sebagai ‘Agen terbaik’ untuk pemasaran LPG 3 kg di Provinsi Aceh.
“Semua pencapaian ini merupakan kerja bersama manajemen dan para karyawan Pasha Jaya Group,” ungkap Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) Aceh ini.
Selain itu, Toke Nawi juga masih menjabat Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) dan Gabungan Importir Seluruh Indonesia (GINSI) Aceh. Berangkat dari kesuksesan bisnisnya di berbagai bidang usaha, pengusaha muda Aceh ini kelak memiliki hubungan diplomasi sangat baik dengan beberapa negara tetangga.(*)
Komentar